SERANG – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun ajaran 2018-2019 untuk SMA/SMK di Banten sudah 100 persen berbasis komputer. Diketahui, pelaksanaan UNBK 2019 akan diselenggarakan pada 25 Maret-8 April 2019. Plt Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten, Ujang Rafiudin mengatakan secara umum pihaknya siap menyelenggarakan UNBK 2019 sudah 100 persen berbasis komputer. “Untuk SMA/SMK sudah 100 persen. Kalau untuk sekolah khusus (SKh) tidk diwajibkan dan sifatnya tentatif. Tapi yang penting SMA/SMK,” kata Ujang saat dihubungi melalui telepon, Jumat (1/3). Ujang mengaku pihaknya juga telah mengantisipasi kendala yang akan menganggu proses UNBK nanti. Salah satunya telah berkoordinasi dengan PT. PLN dan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Dsikominfotiksandi) Banten. “Untuk listrik, pertama kita sudah kerjasama dengan PLN supaya pada saat hari H tidak ada pemadaman sekolah. Dan pihak sekolah juga sudah siap khususnya dengan genset itu antisipasi kalau listrik mati. Kalau untuk jaringan kita sudah koordinasi dengan Kominfo. Mudah-mudahan ada peningkatan sinergi dengan beberapa jaringan khusunya Telkom,” katanya. Ujang mengungkapkan, pelaksanaan UNBK yang akan digelar pada 25 Maret-8 April akan dibagi dalam beberapa sesi. Mengenai jumlah siswa yang akan ikut dalam UNBK 2019, Ujang mengaku tidak hafal. “Tidak hafal saya, datanya ada di kantor. Tapi kalau data SMA/SMK negeri yang tahun ini menggelar UNBK sih ada 212, rinciannya 130 SMA, 75 SMK dan 7 SKh, kalau swasta itu ribuan yah,” katanya. Berdasarka data dari Dindikbud Banten, pada 2019, seluruh SMA/SMK di Banten sudah mengikuti UNBK. Sebanyak 1.242 SMA/SMK akan melaksanakan UNBK dengan rincian, SMA/SMK Negeri sebanyak 212 sekolah sedangkan swasta sebanyak 1.030 sekolah. Sementara, Kepala Sekolah Informatika Kota Serang, Umbara R. Mauludin mengatakan pihaknya mengaku siap menggelar UNBK, bahkan dirinya mengaku pada pertengahan Februari telah melakukan tryout. “Kita sudah lakukan try out, dan pastinya kita siap menggelar UNBK,” kata Umbara saat dihubungi melalui telepon, kemarin. Ia juga mengaku pada pelaksanaan UNBK, pihaknya juga telah mengantisipasi kendala listrik. “Kita ada genset, selain itu juga sudah koordinasi dengna PLN setempat,” katanya. Mengenai target lulusan, lanjut Umbara, secara aturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah menyerahkan ke pihak sekolah. “Jadi sekolah diberi keleluasaan menentukan kelulusan. Nilai UNBK dari 2018 tidak menentukan kelulusan, tapi ada beberapa kriteria seperti perilaku, telah melaksanakan jenjang tahun, lalu ikut Ujian Sekolah Berbasis nasional (USBN) dan UNBK, dan nilai itu diakumulatif,” jelasnya. Menurut Umbara, jika siswa salah satu tidak mendapatkan nilai maka diangap tidak lulus. “Tapi di tempat kami, akan kami keluarkan siswanya. Apalagi kalau siswanya bermasalah, kita keluarkan,” katanya. Diberitakan sebelumnya, Dindikbud Banten akan lebih fokus terhadap persoalan jaringan internet dan listrik dalam pelaksanaan UNBK. Menurut Rudi Prihadi, Pejabat Pembuat Komitmen UNBK, persoalan jaringan internet dan pemadaman listrik yang terjadi saat pelaksanaan UNBK tahun kemarin menjadi pelajaran bagi panitia agar hal tersebut tidak kembali terjadi dalam pelaksanaan UNBK tahun ini. Ia mengaku salah satu yang akan dilakukan oleh panitia adalah dengan memperkuat koordinasi dengan provider internet dan PT PLN Persero. Tidak hanya itu, pihaknya juga sudah menyiapkan tim helpdeks yang tersebar di delapan kabupten/kota dan provinsi. "Dengan adanya koordinasi yang kuat dan tersebarnya heldeks, saya berharap persoalan jaringan dan pemadaman listrik tidak menjadi permasalahan dalam pelaksanaan UNBK di Banten," katanya. (tb/tnt)
UNBK di Banten 100 Persen Berbasis Komputer
Sabtu 02-03-2019,03:55 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :