Pelni Serius Garap Angkutan Barang

Kamis 07-02-2019,03:57 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

JAKARTA-PT Pelni serius menggarap angkutan barang seiring beralihnya penumpang dari moda transportasi laut ke udara. Sebab, arus penumpang terus turun. Dirut PT Pelni Insan Purwarisya L. Tobing menargetkan, pendapatan dari bisnis angkutan barang tumbuh dua kali lipat lebih dari total target pendapatan tahun ini. ’’Sebagai operator, kami melihat angkutan barang sangat dibutuhkan masyarakat,’’ ujar Insan, Senin (4/2). Dia mengatakan, mengantisipasi fenomena tersebut sejak 2015. Tepatnya, sejak semakin banyak orang yang memilih bepergian dengan pesawat karena harganya tiket terjangkau. Kali ini, Insan yakin target pendapatan dari angkutan barang bisa tercapai. Dia mematok angka 20,9 persen dari total pendapatan Pelni yang ditargetkan mencapai Rp 7 triliun tahun ini. Pada 2018 realisasi pendapatan dari angkutan barang hanya berkisar sembilan persen. Untuk mendukung bisnis itu, Pelni menyiapkan sarana penunjang berupa kontainer mini. Ukurannya sekitar 5 feet atau 1,5 meter. Ukuran kontainer mini tersebut hanya seperempat kontainer normal yang sekitar 20 feet atau 6 meter. ’’Salah satu dinamikanya, masyarakat butuh space yang tidak terlalu besar. Hanya sekitar 100–200 kg. (Jika menggunakan kontainer biasa) siapa yang mau mengangkut?’’ ujarnya. Kontainer mini, menurut Insan, juga mudah dimasukkan ke kapal-kapal perintis. Komoditas yang bisa diangkut kontainer mini bermacam-macam. Di antaranya, rumput laut dan kopra. Secara keseluruhan, Pelni mengoperasikan 26 armada berukuran besar, 46 kapal perintis plus lima cadangan, delapan kapal barang, satu kapal ternak, dan sepuluh kapal rede. Kapal rede adalah kapal yang digunakan untuk menjangkau wilayah laut dangkal. ’’Saat ini kami baru punya puluhan dan itu belum bisa memenuhi kebutuhan,’’ ungkap Insan. Diperkirakan, kebutuhan kontainer mini mencapai 200 unit. Perhitungan kebutuhan tersebut mempertimbangkan keberadaan kontainer mini pada tiap pelabuhan. Sebab, kontainer harus ada di pelabuhan asal maupun pelabuhan tujuan. Selain bisnis pengangkutan barang, yang potensial adalah pariwisata. Pada 2017 Pelni mampu mengangkut 12 ribu penumpang dari Semarang ke Karimunjawa. (jpc)

Tags :
Kategori :

Terkait