JAKARTA--Pemerintah disarankan membuat perencanaan pembangunan proyek perkeretaapian secara matang agar tidak mubazir saat proyek tersebut beroperasi. Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai pembangunan infrastruktur perkeretaapian akan lebih optimal jika tidak dipaksakan beroperasi untuk kegiatan tertentu saja. Menurutnya, pembangunan kereta rel ringan (light rail transit/LRT) Palembang dan LRT Jakarta dipaksakan beroperasi untuk menunjang Asian Games 2018. Bila proses konstruksi dengan waktu pembangunan yang memadai, dia menilai hal itu bisa memberikan kemanfaatan dan efisiensi dalam jangka panjang. "Dalam kasus LRT Palembang, misalnya, rendahnya volume penumpang dan minat masyarakat menggunakan LRT, tidak terlepas dari faktor rancangan desain dan pembangunan konstruksi prasarana yang dilakukan untuk memenuhi tenggat waktu yang sempit," katanya, Minggu (27/1). Dia menilai trase jalur dipilih yang paling hemat waktu dan biaya. Alhasil, memiliki titik-titik lengkung yang terlalu tajam dan belum dipersiapkan sebagai angkutan terpadu moda. Menurutnya, waktu tempuh kereta menjadi relatif lama, kecepatan kereta tidak bisa optimal, serta belum memiliki konektivitas yang baik dengan angkutan umum lain. Demikian pula yang terjadi di LRT Jakarta. dia menilai trase yang tak bagus dalam pengoperasiannya akan sulit optimal bila hanya terbatas pada ruas sepanjang 6 km Kelapa Gading-Velodrome karena pembangunannya harus diselesaikan saat Asian Games 2018. Bahkan, kenyataannya belum bisa dioperasikan saat Asian Games. Aditya berpendapat apabila pembangunan trase dilakukan secara utuh dari Kelapa Gading ke Dukuh Atas, atau ke kawasan Kota via Kemayoran, maka ceritanya akan berbeda. Hal tersebut lebih memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat.(ant)
MTI Sarankan Proyek KA Jangan Dipaksakan
Senin 28-01-2019,04:11 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :