JAKARTA - Debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden terkesan datar. Sesi tanya jawab yang diberikan moderator tak dijawab secara substansial. Sebagian melebar dan tidak sesuai tema. Waktu yang diberikan setiap sesi juga sangat minim. Kecil kemungkinan jika paslon bisa memberikan jawaban secara rinci. Pengamat Politik Emrus Sihombing mengatakan, konsep debat yang diatur KPU terkesan sangat singkat. Selain itu, tema yang dibahas terlalu banyak. Sehingga pasangan calon sulit untuk memaparkan jawaban secara gamblang. Lebih lanjut Emrus memaparkan, kedua pasangan calon juga terkesan tidak menguasai seluruh tema yang dibahas. Selain terlalu banyak, tema juga masih bersinggungan satu sama lain. Bahkan, beberapa jawaban yang dilontarkan oleh paslon terkesan sangat datar. "Yang harus diubah adalah konsep debat, mulai dari waktu pemaparan sampai tema yang dibahas. Jika terlalu banyak, saya yakin paslon pun akan menjawab dengan datar. Karena banyaknya tema. Lain hal jika tema sedikit, paslon saya rasa akan fokus," ujar Emrus kepada Fajar Indonesia Network, Kamis (17/1) malam. Ia menambahkan, pertanyaan yang diberikan KPU juga kurang mendalam. Baik dari isu kenegaraan maupun kebangsaan. Masyarakat disajikan debat yang kurang baik. Sehingga masyarakat masih sulit untuk menentukan pilihan. "Masyarakat sudah cerdas, jika diberikan tontonan debat seperti itu, tentu saja masih kurang gamblang," bebernya. Debat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Tebet, Jakarta Selatan dimulai pukul 20.00 WIB. Pasangan calon nomor 01 Jokowi-Maruf Amin menggunakan kemeja putih, dan peci hitam. Sedangkan prabowo dan sandi kompak menggunakan kemeja hitam, peci hitam dan dasi berwarna merah. Ketua KPU yang membuka debat mengatakan, malam ini menjadi malam bersejarah. Pertama kalinya Pemilu dilakukan secara serempak dan berbarengan. Baik pemilihan presiden, dan legisltif dari tingkat kota/kabupaten, provinsi dan pusat. Dengan menonton debat, pemilih diharapkan bisa memiliki kesempatan luas untuk menilai masing-masing paslon. Selain itu juga, pemilih bisa memahami pemaparan. Untuk memenuhi hak konstitusional pada 17 April mendatang, terangnya. Saat penyampaian visi-misi, paslon 01 yang diwakilkan oleh Jokowi mengatakan, pihaknya akan menawarkan optimisme dan Indonesia yang berkeadilan. "Makin modern sebuah negara, makin maju penegakkan HAM sebuah negara. Pemenuhan hak ekonomi, sosial dan budaya menjadi pilihan kami. Akses kepada kesehatan, permodalan, pendidikan dan hak akan pembangunan adalah hak yang paling dasar," kata Jokowi. Menurutnya, beban pelanggaran HAM masa lalu merupakan masalah kompleks. Karena waktu yang terlalu jauh. "Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah HAM. Penguatan sistem hukum. Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Penegakan hukum yang tegas merupakan upaya pemberantasan korupsi. Menguatkan KPK, kejaksaan dan kepolisian. Ancaman terorisme," ucapnya. Sementara itu, pasangan calon 02 mengatakan, pihaknya mengusung visi Indonesia Menang. Prabowo mengatakan, saat Indonesia berada dalam kondisi kurang menguntungkan. Paslon 02 akan mengedepankan swasembada pangan, penguatan militer. Selain itu, para penegak hukum seperti polisi, hakim dan jaksa juga harus mendapat upah yang layak. "Aparat penegak hukum tidak boleh sama sekali diragukan integritasnya. Dalam mengatasi hukum, HAM dan terorisme juga harus dari muara masalah. Harus cukup uang untuk menjamin kualitas hidup. Gaji hakim, jaksa dan polisi harus tinggi," ujar Prabowo. Lebih lanjut, Paslon 02 juga menjanjikan keadilan hukum bagi seluruh rakyat, membuka lapangan pekerjaan, peningkatan ekonomi serta keamanan dan kemakmuran bagi seluruh elemen masyarakat. (khf/fin)
Debat Perdana Datar,Tak Menguasai Seluruh Tema
Jumat 18-01-2019,06:41 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :