Revitalisasi Pasar Butuh Swasta

Jumat 18-01-2019,05:40 WIB
Reporter : Redaksi Tangeks
Editor : Redaksi Tangeks

TIGARAKSA -  Perusahaan Daerah (PD) Pasar Niaga Kerta Raharja akan menggandeng investor swasta untuk membiayai revitalisasi di Kabupaten Tangerang. Saat ini, Pemkab Tangerang  menunggu pengesahan peraturan daerah untuk memastikan status antara perseoran daerah atau perusahaan umum daerah. “PD Pasar bisa bekerjasama dengan pihak swasta sebagai perusahaan persero daerah ataupun perusahaan umum daerah. Tinggal nunggu perdanya saja, toh sekarang saja sudah berjalan," kata Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Tangerang, yang ditemui di Puspemkab Tangerang di Tigaraksa, Kamis (17/1). Moch Maesyal Rasyid, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, mengatakan, investor atau pihak swasta yang akan berinvestasi belum menemui pemerintah selaku pemegang saham mayoritas. Penjajakan itu diharapkan menghadirkan investor yang mampu mengelola pasar tradisional di Tangerang agar memiliki daya saing. "Pihak swasta sebagai pengelola diharapkan dapat bekerja sama baik dengan Pemkab Tangerang sebagai regulator dan pemilik kawasan pasar. Melalui kehadiran swasta akan tercipta suatu inovasi dalam mengelola pasar tradisional yang memiliki daya saing," ujar Rudy Maesal, sapaan akrab  Moch Maesyal Rasyid. Rudy Maesal menambahkan, cakupan revitalisasi pasar tradisional di antaranya membangun pasar, mengoperasionalkan, memelihara, mengelola sistem manajemen rantai distribusi, menyiapkan SOP dan mengelola penarikan retribusi. "Belum ke kita investornya, mungkin masih diolah sama pihak PD Pasar. Nanti pasti sudah ada komunikasi dengan PD Pasar terus programnya seperti apa, reputasi seperti apa mungkin nanti laporan ke kita," katanya. Sementara itu, Jamaluidn Direktur Utama PD Pasar Niaga Kerta Raharja, menjelaskan, biaya untuk revatilasasi satu pasar memakan anggaran tidak sedikit. Tentunya akan memberikan beban kepada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Tangerang, sehingga dirinya memilih skema menggandeng swasta dengan saling menguntungkan kedua belah pihak. "Rata-rata untuk satu pasar direvitalisasi memakan dana antara Rp20 miliar sampai Rp40 miliar. Kalau semuanya membutuhkan sekitar Rp720 miliar. Hanya kita tidak ingin membebani APBD untuk mengembangkan pasar, makanya kita menggandeng pihak swasta," kata Jamal. Dimana dalam menggandengan swasta, PD Pasar hanya bermodal lahan, serta pangsa pasar yang menguntungkan bagi pihak swasta. Untuk pembangunan revitaslisasi pasar baru di Kelapa Dua, Pasar Kemis, Pasar Tigaraksa, dan Pasar Sentiong menggandeng swasta. "Sistem investasi dengan Build Operate and Transfer (BOT), secara sederhana swasta membangun, kemudian dikelola antara lima sampai 10 tahun baru diserahkan ke kita, jadi kita punya bangunan gratis. Hanya waktu kepemilikan swasta kita batasi," akunya. Dalam RPJMD 2018 sampai 2023 akan PD Pasar menargetkan merivitalisasi sebanyak lima sampai enam pasar dengan sistem BOT. "Pasar baru itu dibangun oleh investor atau swasta, sementara empat pasar yang sudah jadi tahun 2018 kembali menjadi milik kita. Putar saja seperti itu, bangun lalu kita miliki," pungkasnya. (mg-10/mas)

Tags :
Kategori :

Terkait