BJB NOVEMBER 2025

Polisi Diminta Usut Kasus Kematian Mahasiswa Budhi

Polisi Diminta Usut Kasus Kematian Mahasiswa Budhi

Keluarga dan kerabat mengenang jasad Raymond dengan melakukan tabur bunga di Jembatan Kaca, Sungai Cisadane, Kecamatan Karawaci, Minggu 28 Desember 2025.-Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Keluarga dan sahabat Raymond Wirya Arifin (19) melakukan kegiatan tabur bunga dilokasi ditemu­kannya jasad Raymon yaitu, di bawah Jembatan Kaca, Su­ngai Cisadane, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Minggu, 28 Desember 2025.

Diketahui, jasad Raymond ditemukan di lokasi tersebut pada Juli 2025 lalu. Keluarga korban terus mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas sebab kematian mahasiswa Universitas Buddhi Dharma, Tangerang tersebut.

Rendy Arifin yang merupa­kan kakak almarhum, menga­takan, kegiatan tabur bunga ini diikuti keluarga dan teman-teman terdekat Raymond. Tabur bunga dilakukan sebagai bentuk doa sekaligus pengi­ngat agar kasus kematian Ray­mond segera mendapatkan ke­jelasan. 

“Hari ini kami mengenang 165 hari kepergian Raymond dan berharap kasusnya bisa segera terungkap,” ujar Rendy, usia melakukan tabur bunga.

Rendy menyebut, bahwa ke­luarga meyakini kematian adiknya tersebut bukan karena bunuh diri, keluarga menduga bahwa Raymond merupakan pembunuhan.

Pihak keluarga mendesak pihak kepolisian dapat meng­ungkap kasus kematian Ray­mond berdasarkan petunjuk yang sudah dikonfirmasi me­lalui keluarga. Mengingat jasad Raymond yang ditemu­kan di bawah Jembatan Kaca Sungai Cisadane pada Juli 20­25 lalu dan langsung dila­porkan pihak keluarga ke pi­hak Kepolisian.

”Sampai saat ini keluarga kami belum menerima per­kembangan berarti, belum ada titik terang dari pihak kepolisian, tapi keluarga tetap berupaya melakukan komu­nikasi dan koordinasi secara berkelanjutan,” ujar Randy.

Randy menuturkan, keluarga masih merasakan duka men­dalam atas kepergian Ray­mond yang dikenal sebagai pribadi baik dan tidak me­miliki masalah dengan siapa pun. Keluarga pun meminta aparat penegak hukum me­ngusut kasus ini dari sisi hu­kum dan kemanusiaan.

“Kami hanya ingin kejang­galan kematian Raymond bisa dijelaskan secara jelas,” ucap­nya.

Dia juga menyampaikan ke­sedihan mendalam dirasa­kan oleh teman-teman Ray­mond yang hadir dalam ke­giatan ter­sebut. Raymond di­kenal sebagai sosok berpres­tasi dan disiplin, terutama dalam menjalani ak­tivitas per­kuliahan.

“Raymond anak yang rajin dan tidak pernah absen, itu yang membuat teman-teman­nya juga bingung,” tuturnya.

Rendy berharap, proses hu­kum dapat berjalan lebih cepat mengingat kasus tersebut te­lah berlangsung selama lima bulan. Keluarga khawatir la­manya penanganan dapat menghilangkan barang bukti penting. “Harapan kami kasus ini tidak berlarut-larut dan bisa segera ada kejelasan,” pung­kasnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak dari Polsek Karawaci melalui Kanit Reskrim belum memberikan tanggapan ke­pada awak media terkait hal tersebut. (ziz)

Sumber: